Jumat, 07 Juni 2013

Cerita Sukses WiraUsaha Wanita BerBisnis Makanan - BURGER KLENGER -



Kisah Sukses WiraUsaha Wanita BerBisnis Makanan Burger berikut menarik untuk jadi inspirasi wirausaha.
Bagaimana bisa sebuah burger mengubah nasib Velly Kristanti dan mampu hasilkan omset hingga milyaran rupiah per bulan? Beginilah ceritanya. Bermula dari Pondok Sayur Asem. Rumah makan Pondok Sayur Asem adalah usaha yang pernah dirintis Velly Kristanti dan suaminya, Gatut Cahyadi, pada 2002 saat masih berstatus pegawai kantoran. Namun, usaha rumah makan itu tidak terlalu sukses, ia pun sempat frustrasi.
Tahun 2004, Velly dan suami terjun bebas melepaskan status pegawai dan mendirikan bisnis advertising syariah dan gagal lagi. Kemudian, bisnis IT juga pernah dilakoninya dan setali tiga uang, kesuksesan belum juga menghampiri.

Hingga sampai di titik nol dan satu-satunya yang mereka punya hanya Pondok Sayur Asem di daerah Pekayon, Bekasi, yang sempat tidak mereka pedulikan. Berawal dari situ, ide membuat makanan untuk anak muda yang cepat, halal, dan nikmat pun terbersit dan burger dipilih sebagai pilot project-nya.
Mengaku tak pernah belajar dari chef mana pun, Velly dan suami menganalisis dan meracik sendiri visi burger mereka, tentunya yang khas dan pas dengan lidah orang Indonesia. Segala macam buku tentang burger dipelajari hingga akhirnya Velly membuat sendiri burger yang Indonesia banget. Terbuat dari roti yang lembut dan daging berurat serta saus spesial, burger bikinan Velly ternyata digemari dan semakin laris dipesan. Intinya, bikin orang jadi ‘klenger’!

Nama ‘klenger’ diambil dari kosakata bahasa Jawa yang bisa berarti ‘setengah mati’, atau ‘klepek-klepek’, namun, Velly lebih suka mempersepsikan ‘klenger’ dengan analogi ‘tobat sambel’, sudah tahu sambel pedas tapi mau lagi mau lagi. Begitulah nama ‘klenger’ akhirnya dikenal masyarakat, khususnya anak muda yang menjadi target market Klenger Burger.

Selain nama yang gampang diingat serta rasa dan servis yang memuaskan, Klenger Burger juga sukses dengan persebaran outletnya yang pada tahun 2010 ini berupaya mencapai target 100 outlet di seluruh negeri. Tak heran, “Jelajah Negeri” jadi tema Klenger Burger. Saat ini Klenger sudah mempunyai 63 outlet yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Kuningan, Bali, dan Medan. Selain itu, ada 8 outlet yang mau opening, serta tambahan 6 outlet yang sedang dalam preparation juga.

Dalam hal paten, Klenger Burger tak mau kalah cepat. Sejak lahir, brand Klenger sudah dipatenkan atas nama Velly Kristanti. Meskipun demikian, tiruan Klenger Burger ternyata sudah merajalela dan Velly pun mewanti-wanti agar masyarakat dapat dengan bijak memilah mana Klenger asli dan mana yang palsu.
Velly pun masih mengurus kasus tersebut lewat jalur hukum. Selain hak paten, sertifikat halal dari MUI pun sudah dikantongi sejak Klenger masih dibuat secara rumahan di Bekasi hingga Klenger diproduksi massal dengan menggunakan mesin saat ini.

Logo Klenger Burger pun mempunyai filosofi yang tak kalah keren. Kalau Anda biasa melihat tulisan merek burger ada di tengah-tengah gambar burger, Klenger Burger menyajikan logo yang berbeda. Tulisan “Klenger Burger” ada di atas burger, yang artinya kurang lebih, kita sebaiknya melihat segala sesuatu tak hanya dari pandangan mata tapi dari segala aspek, istilah kerennya “Beyond Burger”.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Filosofi tersebut dianut Klenger untuk lebih dekat kepada masyarakat. Untuk memperkenalkan burger dengan cita rasa Indonesia, tak serta merta Klenger memaksakan rasa tertentu kepada masyarakat. Sebaliknya, pendekatan rasa dan budaya digunakan Klenger untuk menarik market. Misalnya saja, di Medan, Klenger membuat menu spesial, yaitu burger omelet yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat yang sangat suka dengan telur.

Selain burger, Klenger juga memperkenalkan brand Pizza Kriuk, Clemots Coffee, dan Kweker Fried and Grilled Duck. Pizza bikinan Klenger juga masih bercita rasa Indonesia, misalnya saja pizza balado dan pizza sate.
Klenger memang addict untuk membuat brand-brand baru di bawah PT Kinarya Anak Negeri (KAN), perusahaan yang digawangi Velly dan suami. Brand-brand ini pun mempengaruhi strategi marketing Klenger ke masyarakat, dan tentunya investor yang berminat menjadi Franchise.

Kini, sudah ada Burins (Burger Instan) yang menganut konsep take away, dapat ditemui di jaringan Alfa Express dan Circle K, 2K (Klenger Kriuk) yang menyediakan menu burger dan pizza dengan tempat buat kongkow yang asyik, Foodteran dengan konsep kolaborasi Klenger Burger, Pizza Kriuk, dan Clemots Coffee dalam satu area yang menyuguhkan pilihan variasi lengkap dengan teknologi support Free WIFI.

Ibarat semester pendek saat kuliah, Velly merasakan ujian yang menimpanya dalam waktu singkat telah membawa begitu banyak pelajaran berharga. Dari ditipu orang, modal habis-habisan, sampai frustrasi, membuat Velly dan suami belajar ikhlas dan mencoba bangkit dari keterpurukan.

Percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin serta kesuksesan itu bukan suatu proses yang instan adalah resep Velly dalam menggodok bisnisnya. Meski bisnisnya berkembang pesat, Velly merasa belum di puncak sukses. Ibu dari Raka dan Zahra lulusan D3 Sastra Belanda FIB UI ini masih merasa banyak PR yang harus dikerjakannya. Mulai dari maintenance outlet, training SDM, hingga pengembangan usaha. Soal tawaran dari luar negeri, Velly mengaku, telah menampik tawaran tersebut karena ingin berjaya di negeri sendiri baru menginjakkan kaki di negeri orang. 

Outlet Klenger Burger diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Green Box, Yellow Box, dan Red Box. Untuk Outlet Green Box, omset yang diraup Klenger dapat mencapai lebih dari Rp 2 juta per hari, Yellow Box Rp 1jt-Rp 1,5 juta per hari, Red Box kurang dari Rp 1 juta per hari. Sementara outlet yang baru dibuka digolongkan di Blue Box yang butuh penanganan khusus serta ada pula Black Box yang merupakan golongan outlet yang perlu direlokasi dan ditinjau kembali

demikian Kisah Sukses WiraUsaha Wanita BerBisnis Makanan Burger, semoga bermanfaat...!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar