Minggu, 27 Mei 2012

Lulusan Luar Negeri pun Melakukan Segenap Usaha untuk Mencari Lowongan Kerja


Sudah menyebarluaskan lamaran ke ratusan perusahaan? Sudah menghadiri puluhan wawancara tapi tidak kunjung dipanggil? Mencari pekerjaan memang luar biasa sulit bagi sarjana muda. Jangankan begitu, mahasiswa yang ingin mencari magang saja kadang susahnya bukan main.

Pengalaman beberapa orang berikut ini mungkin bisa jadi pencerahan. Inilah kiat sukses supaya bisa langsung bekerja setelah (bahkan sebelum) lulus kuliah, seperti dilansir dari CNN (28/5/2012)


1. Bangun relasi dimana saja


Nama: Katie Williams
Jurusan: Teknik kimia
Kampus: University of Tulsa, Oklahoma

Katie mendapat panggilan wawancara magang gara-gara naik pesawat dari Houston. Dia berbincang-bincang dengan sesama penumpang. Ternyata penumpang ini sama-sama insinyur dan merekomendasikan sederet nama perusahaan. Kemudian dia mengirim CV ke semua perusahaan itu, salah satunya Honeywell.

Dia pun diterima magang di sana. Kemudian dia disarankan melamar untuk sebuah posisi full-time di Honeywell. Katie pun jadi mahasiswa pertama yang dapat pekerjaan tetap di kelasnya sebelum wisuda.

2. Ubah Magang Jadi Pekerjaan Tetap


Nama: Ron Duenas
Jurusan: Marketing
Kampus: Central Connecticut State University

Awalnya Ron kerja part-time sebagai representatif layanan di First New England Federal Credit Union. Kemudian dia minta apakah boleh magang di departemen marketing.Perusahaan ternyata menyambut baik. Menurut Ron, membina hubungan baik dengan perusahaan sangat menolong.

Karena bisa membuktikan kemampuannya selama magang, perusahaan menganggap Ron sebagai aset. Dia pun ditawari kerja tetap di departemen marketing setelah lulus kuliah.


3. Melakukan Riset Sebelum Wawancara


Nama: Cynitresse S. Carter
Jurusan: Akunting
Kampus: Alcorn State University, Mississippi

Saat wawancara di Morgan Stanley, Cynitresse diberitahu kalau banyak pelamar tidak bisa menjawab ketika ditanyai alasannya ingin bekerja di situ. Pewawancara tersebut mengatakan, kita harus selalu meriset perusahaan yang ingin kita lamar.

Cynitresse kemudian mempelajari laporan keuangan tahunan Morgan Stanley dan membaca berbagai artikel tentang mereka. Setelah lima kali wawancara, dia berhasil menjadi salah satu dari 10 peserta wealth management branch analyst program. Menurutnya, dia bisa berhasil karena memahami perusahaan dan bisa mendeskripsikan dirinya sendiri.


4. Manfaatkan Koneksi Alumni


Nama: Brett Sorenson
Jurusan: Akunting, finance dan bisnis administrasi
Kampus: Augsburg College, Minnessota

Brett aktif di klub basket Augsburg, bahkan dia menjabat sebagai kapten tim. Kemudian dia ditawari wawancara di perusahaan peralatan kesehatan yang dimiliki seorang alumni tim basketnya. Dari sinilah dia mendapat pekerjaan tetap pertamanya selepas kuliah.


5. Referensi Orang Dalam


Nama: Kishen Ratilal
Jurusan: Teknik industri
Kampus: University of Illinois di Urbana-Champaign

Saya berhasil dapat pekerjaan di Intel sebagai insinyur industri berkat koneksi. Saya bisa mendapat panggilan wawancara magang karena referensi seorang teman yang kerja di Intel Malaysia. Kemampuan wawancara saya juga terlatih karena sudah puluhan kali melakukan wawancara kerja meski tidak diterima. Mereka ternyata suka kinerja saya selama magang, kemudian ditawari full-time beberapa minggu sebelum masa magang berakhir.


6. Perbanyak Pengalaman Magang

Nama: Jane Intrieri
Jurusan: Jurnalisme
Kampus: DePaul University, Illinois

Sebelum lulus, Jane sudah magang di tiga tempat berbeda tanpa bayaran. Jane pernah magang di dua stasiun radio lokal Chicago dan sebuah firma public relations (PR) TriCom. Tiga bulan sebelum lulus, dia melamar 100 pekerjaan lebih tapi hanya dapat 2 panggilan. Akhirnya dia ditawari BlueBolt Solutions, sebuah agensi pengembang web interaktif di Chicago. Mereka terkesan dengan pengalaman magang Jane, terutama di TriCom.


7. Kenali Perusahaan dari Kompetisi


Nama: Ryan Jabs
Jurusan: Manajemen Konstruksi
Kampus: Roger Williams University, Rhode Island

Semasa kuliah, Ryan jadi kapten tim kompetisi manajemen konstruksi. Dua tahun ikut kompetisi, juri divisinya merupakan perwakilan KBE Building Corporation. Ketika mendengar KBE buka kantor di Maryland, Ryan coba melamar dan segera dipanggil wawancara. Sekarang Ryan sekarang bekerja di KBE sebagai project engineer dengan gaji sekitar US$ 55.000.


Rabu, 16 Mei 2012

Perjalanan Sukses APOTEK K-24


Suatu ketika Gideon membutuhkan obat pada tengah malam, hampir seluruh ruas kota Jogja telah Ia kelilingi untuk mencari apotek yang masih buka. Ternyata sangatlah sulit untuk menemukannya, hingga pada akhirnya Gideon menemukan sebuah apotek yang masih buka, namun harga obat yang ditawarkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga obat normal pada siang hari. Pengalaman inilah yang menginspirasi Gideon yang saat itu masih praktek sebagai dokter di salah satu puskesmas di Jogjakarta, untuk memanfaatkan peluang tersebut sebagai ladang bisnis.

Melihat kondisi pasar yang cukup mempersulit masyarakat untuk mendapatkan obat pada malam hari atau pada hari libur, sebagai seorang dokter hati Gideon mulai tergerak untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuka Peluang Usaha bisnis apotek yang melayani pembelian obat selama 24 jam non-stop tanpa mengenal hari libur. Dan tepat pada tanggal 24 Oktober 2002, cita-cita sang dokter untuk melayani kebutuhan obat bagi para konsumennya selama 24 jam non-stop dengan harga yang sama murahnya (baik pagi, siang, sore atau malam hari) akhirnya dapat diwujudkannya.

Gideon mengawali Peluang Usaha bisnis apotek dengan membuka gerai pertamanya di Jalan Magelang yang mengusung brand “Apotek K-24”. Huruf K pada brand tersebut memiliki arti komplit atau lengkap, sedangkan angka 24 menginformasikan kepada masyarakat luas bahwa apotek tersebut buka selama 24 jam non-stop termasuk juga pada hari-hari libur nasional. Besarnya kepedulian Gideon terhadap kesehatan masyarakat ternyata tidak sia-sia, kehadiran apotek K-24 di tengah masyarakat disambut konsumen dengan respon yang sangat positif. Sehingga belum genap satu tahun berjalan, bapak dua anak ini berhasil mendirikan apotek yang sama di beberapa tempat lain. Yakni pada tanggal 24 Maret 2003 di Jalan Gejayan (sekarang berganti nama Jalan Affandi) dan pada tanggal 24 Agustus 2003 Ia membuka gerai di Jalan Kaliurang.

Sebelumnya suami dari drg. Inge Santoso Sp Ort ini tidak pernah menyangka bila Peluang Usaha bisnis apotek yang dijalankannya bisa berkembang dengan sangat pesat, dalam hitungan waktu yang cukup singkat. Namun keberhasilan yang Ia peroleh, tidak lantas membuat dr.Gideon berbangga diri dan berhenti mengembangkan usaha apoteknya. Keberhasilan tersebut justru mendorong semangat lelaki asli Jogja ini untuk lebih mengembangkan bisnisnya hingga tembus pasar nasional bahkan menjangkau pasar ASEAN. Impian inilah yang sebentar lagi akan direalisasikan dr.Gideon bersama apotek K-24. Melalui sistem kemitraan franchise, kini gerai apotek K-24 telah tersebar di berbagai daerah dengan taglinenya yang sangat unik yaitu “K-24 dari Jogja untuk Indonesia”.

Semoga informasi profil pengusaha sukses apotek k-24 mewabah ke berbagai daerah ini semakin meningkatkan motivasi bisnis para pembaca untuk segera bertindak dan merintis sebuah usaha. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang mudah, mulailah dari sekarang





Minggu, 13 Mei 2012

Beromset minimal 1 M/bulan, Sukses Songkok AWING berawal dari Stan 4x6 meter


Menurut Anwar,  sejarah Awing dimulai pada 1986. Saat itu, dia punya teman yang sedang  bingung mencari pekerjaan. Karena Anwar sudah lebih dahulu merintis  usaha di bidang jasa ekspedisi barang dan developer perumahan, dia pun  menawari temannya tadi untuk ikut mengembangkan dua usaha tersebut.  Tapi, teman saya tadi tidak mau. Dia merasa tidak punya keahlian di  sektor properti dan tidak bisa nyopir truk-truk ekspedisi saya,  tambahnya. 

Akhirnya, karena di kampungnya banyak yang menjadi  perajin songkok, Anwar menawari temannya tadi untuk ikut memulai Peluang bisnis Wirausaha songkok.  Tapi, saya suruh dia untuk bikin produk yang lain daripada  yang lain. Harus lebih bagus dari yang sudah ada, terang ayah empat  anak tersebut. 

 Setelah dua bulan dibiarkan melakukan eksperimen,  ternyata temannya tadi berhasil membuat satu bentuk songkok spesial.  Yakni, songkok tanpa kertas.  Waktu itu, tidak ada satu pun songkok  yang dibuat tanpa disertai kertas. Tapi, Awing berhasil menjadi penemu  songkok tanpa kertas,  tambahnya.

 Insting bisnis Anwar pun  muncul. Karena terpikat dengan songkok buatan temannya tadi, Anwar  mencoba untuk lebih serius menekuni bisnis tersebut.  Saya masih ingat,  modal awal yang saya kucurkan Rp 10 juta dan satu unit mobil Carry  sebagai kendaraan operasional, ; ujarnya. Selanjutnya, Anwar mulai  menata manajemen dan sumber daya manusia untuk unit usaha barunya  tersebut. 

 Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari lokasi produksi. Anwar pun mengontrak sebuah rumah kecil di dekat rumahnya.  ;Kecil   Paling luasnya hanya 4 x 6, ; terangnya. Dengan empat orang pekerja  awal, Anwar dan temannya tadi mampu memproduksi 120 unit songkok per  hari. 

 Namun, persoalan muncul ketika songkok-songkok tersebut  siap diedarkan.  ;Teman saya tadi tanya, apa nama songkok ini? ; kata  Anwar. Karena temannya tadi yang memulai pertama, Anwar terpikir untuk  menjadikan nama temannya itu sebagai merek songkok tersebut. Menurut  Anwar, nama asli temannya itu sebenarnya bukan Awing. Tapi, karena  wajahnya mirip orang Tiongkok, dia sering dipanggil dengan sebutan  Awing.  ;Sudah, kasih nama Awing saja. Lambangnya pakai gambar  wajahmu, ; kata Anwar kepada temannya waktu dulu. Karena itu, jangan  heran jika di setiap kemasan songkok Awing sekarang, terpasang sketsa  kepala manusia yang sedang memakai songkok.  ;Ya, itulah wajah si  Awing, ; ungkap Anwar. 

 Setelah semua siap, Anwar menginstruksikan  untuk mulai memasarkan songkok Awing hingga ke ujung timur Jawa,  Banyuwangi. Sementara itu, untuk ke barat, tim pemasaran Awing sampai di  Sumatera.  ;Mulanya kami konvensional saja. Kami titipkan ke toko-toko  di pasar. Beberapa waktu kemudian, kami datangi lagi untuk melihat  hasilnya, ; ujar Anwar. 

 Ternyata, respons masyarakat lumayan  bagus. Meski harganya tergolong mahal, jumlah pesanan terus meningkat.  Anwar membandingkan, saat itu harga songkok di pasaran pada umumnya Rp  3.000. Tapi, Awing berani mematok harga Rp 10 ribu.  ;Mahal memang.  Tapi, kami tidak main-main dengan kualitas. Seingat saya, waktu itu  belum ada songkok tanpa kertas, ; ujarnya. 

 Karena menilai  prospeknya cukup cerah, Anwar kian serius mengembangkan peluang wirausaha Awing. Dua tahun  setelah membuka usaha, jumlah pekerja Anwar bertambah menjadi 10 orang.  Dia juga akhirnya membeli dua rumah di samping kontrakan awal tadi  untuk kemudian dijadikan gudang dan lokasi produksi yang baru. Total  produksi pun meningkat 100 persen lebih. Pada masa itulah, Awing mulai  menancapkan namanya di dunia bisnis songkok Indonesia. 

 Ketika  ditanya apa rintangan ketika awal-awal merintis usaha, Anwar mengaku  tidak mengalami hambatan yang berarti.  ;Rintangan pasti ada. Terutama  cibiran dari pengusaha songkok lainnya yang mengejek produk songkok  tanpa kertas. Juga harga yang kami tawarkan dinilai terlalu mahal. Tapi,   kami bisa melaluinya dan bahkan orang-orang tadi balik memuji keberhasilan kami, ; ujarnya. 

 Tidak hanya itu, Awing juga akhirnya menjadi trend setter produk songkok. Buntutnya, demi memenuhi pesanan yang makin melonjak,  Awing mulai membuka kantor perwakilan di Jakarta dan Semarang. Selain  itu, Awing mendirikan pusat distributor di Makassar dan Medan. 

 Kira-kira  apa resep usahanya?  ;Yang penting, ditata dulu manajemennya, ; jawab  Anwar. Produksi songkok-songkok tadi juga dilakukan dengan kualitas dan  bahan yang asal-asalan.  ;Bahan baku beludru Awing ini kami impor dari  Amerika dan Korea lho, ; kata Anwar. 

 Tak ayal, berkat  ketekunan dan kerja kerasnya, kini Awing menjadi produsen songkok yang  sangat besar. Dalam sebulan, Awing bisa menghasilkan kurang lebih 300  ribu unit songkok. Jumlah pekerjanya juga lumayan, yakni 300 orang.  Belum lagi, Awing juga membina puluhan<em> home industry songkok di sekitarnya. 

  ;Bedanya  dengan songkok lain, Awing selalu memproduksi setiap bulan. Sementara  itu, industri songkok yang lain mungkin hanya ramai kalau mendekati  puasa, ; ujarnya. Karena itu, tak heran jika omzet yang diraih peluang wirausaha Awing  rata-rata Rp 1 miliar per bulan. Bahkan, jumlah itu bisa meningkat  hingga 400 persen selama empat bulan menjelang Ramadan. 











Sabtu, 05 Mei 2012

Cara Ampuh dan Efektif 'Mengkritik' Anak Buah


Setiap orang pasti pernah berbuat salah. Jika orang tersebut adalah orang terdekat atau yang berada di lingkungan Kita, atau malah 'Anak Buah' kita, tentunya kita ingin memberikan kritik yang membangun untuknya. Dengan maksud, 'anak buah' tersebut tidak lagi mengulangi kesalahan sama di masa mendatang, dan bisa memperbaiki kesalahan yang sudah terjai.

Namun pada kenyataannya, tidak semua orang bisa menerima kritik. Ada yang menanggapinya secara dingin, acuh tak acuh, atau bahkan berbalik membenci Anda. Untuk menghindari hal-hal tersebut, kita perlu mengetahui teknik melontarkan kritik tidak langsung kepada orang di sekitar kita, termasuk bawahan yang masuk dalam kategori sensitif.


Fase 1: Anda Sudah Bagus lho..

Pada Fase awal ini Anda diwajibkan untuk memberikan pujian secara tulus atas segala hal positif yang telah ia lakukan selama ini. Katakan padanya bagaimana Anda menghargai hasil jerih payahnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, berkerja dengan penuh tanggung jawab, datang tepat waktu, dan lain sebagainya.

Dalam fase ini, semua yang keluar dari mulut Anda adalah hal-hal positif yang berhubungan dengan pekerjaannya sehari-hari termasuk juga hal-hal yang nantinya akan Anda kritik.

Jika Anda dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan bagi Anda untuk melihat hal-hal positif dalam pekerjaannya, mungkin saja karena Anda memang masih seringkali berfokus pada mencari-cari kesalahannya saja. kita perlu sebentar lebih fokus pada hal positifnya, Perlu Anda sadari, semua manusia pasti ada hal baiknya lho, tinggal kita mencari dan menunjukkannya.


Fase 2: Bagaimana agar lebih baik?

Ini adalah Fase Utama, karena saat Kita Memberikan Solusi Selain Mengkritik , pada keadaan ini, sekaligus menunjukkan kalau kita memang layak menjadi pemimpin Mereka , karena bisa mencarikan solusi.

Pada fase ini kita bisa mengajaknya untuk bersama-sama mencari cara untuk meningkatkan hal-hal  yang akan kita 'sentil' tadi agar lebih baik lagi. Misalnya, kita Bisa juga berkilah baru saja membaca sebuah artikel tentang cara meningkatkan loyalitas pelanggan, atau barusan terlintas dalam pikiran kita kalau hal yang kita 'sentil' kayaknya bisa Lebih baik kalau kita melakukan ini dan itu, dan lain sebagainya, sesuai dengan hal yang ingin Anda kritik.

Dengan mengunakan trik ini, kita mengarahkan bahwa Fokus Pembicaraan adalah tentang artikel atau tentang ide kita, jadi fokus pembicaraan dan posisi kesalahan bukan berada di pundaknya, Hal ini akan  sangat berpengaruh jika 'anak buah' kita adalah orang dengan Ego yang tinggi, atau yang Super sensitif,  atau dengan tingkat Percaya Diri yang Rendah, sehingga lebih mudah baginya untuk menuruti Anda karena tidak bersingunggan langsung dengan egonya.

sebagai contoh, misalkan anak buah kita bagian Divisi Pemasaran terkesan lambat, dan cuma beriklan di koran saja, mungkin kita bisa 'menyentil' dengan kata2: "iklan kita di koran bagus juga, tapi sepertinya bisa lebih laku lagi kalau kita membuat brosur dan menyebarkannya ke beberapa tempat, bagaimana kalau kita coba itu bulan depan...?"

jadi kita tidak fokus ke kerja mereka yang lambat dan itu itu saja, tapi fokus pembicaraan adalah mencoba ide kita menambah strategi pemasaran


Selamat mencoba dan Semoga Bermanfaat, karena hasil akhir yang berkwalitas dimulai dengan implementasi yang berkwalitas





Jumat, 04 Mei 2012

Sukses ADIDAS diawali dari Industri Rumahan


Adidas Sudah Terkenal dengan berbagai Produk berkualitas di bidang Olahraga. Namun Industri sukses ini ternyata diawali dari industri Rumahan. Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik Ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan "Dassler Brothers OGH" yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.


Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler. 


Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi membuat merk 'Adidas.' Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.


Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas.



Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia. 

Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.